Menyombongkan Diri

Secara teologis, banyak sekali penjelasan bahwa makna dan hakikat kebesaran hanyalah milik Allah SWT. Karena itu, orang yang sombong berarti mengambil hak prerogatif yang dimiliki oleh Allah SWT. Tiada satupun mahluk yang berhak merasa bahwa dirinya lebih agung dari Allah SWT. Manusia bukan posisinya sebagai mahluk yang bisa merasa lebih tinggi diantara yang lain. Dalam hadits Qudsi Allah SWT berfirman :
"Kemuliaan adalah pakaian-Ku dan sombong adalah selendang-Ku. Barangsiapa yang mengambilnya dari-Ku, Aku azab dia" (HR. Muslim)

Sikap sombong merupakan sikap yang paling dikutuk oleh Allah SWT, bahkan sikap ini pernah dicontohkan oleh iblis ketika diperintahkan oleh Allah SWT untuk bersujud kepada Adam. Para malaikat semuanya bersujud dan menundukkan kepala sebagai tanda taat kepada perintah Allah SWT dan bentuk penghormatan kepada manusia, tetapi iblis tidak mau melakukannya. Mereka menunjukkan sikapnya yang sombong dan congkak dihadapan Allah SWT.

Orang yang melakukan kesombongan berarti berkeinginan menyamakan dirinya dengan Allah SWT. Karena itu, sikap dan perilaku sombong merupakan perbuatan yang paling tercela sebagaimana ditunjukkan dalam firman Allah SWT berikut ini :
“Aku akan memalingkan orang-orang yang menyombongkan dirinya di muka bumi tanpa alasan yang benar dari tanda-tanda kekuasaan-Ku. Mereka jika melihat tiap-tiap ayat(Ku), mereka tidak beriman kepadanya. Dan jika mereka melihat jalan yang membawa  kepada petunjuk, mereka tidak mau menempuhnya, tetapi jika mereka melihat jalan kesesatan, mereka terus menempuhnya. Yang demikian itu adalah karena mereka mendustakan ayat-ayat Kami dan mereka selalu lalai daripadanya” (QS. Al-A’raaf :146)

Takabur atau sombong adalah sifat yang menjadi karakter mayoritas penduduk neraka. Takabur adalah sifat dasar yang telah ada dalam diri setan untuk menentang perintah sujud kepada Adam. Sifat ini ditiru oleh orang-orang kafir sehingga mereka terhalang untuk menerima hidayah dan ajaran Allah SWT. Allah SWT berfirman :
“Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan menyombongkan diri terhadapnya, mereka itu penghuni-penghuni neraka, mereka kekal didalamnya” (QS. Al-A’raf : 36)

“Dikatakan (kepada mereka), ‘Masukilah pintu-pintu neraka Jahannam itu, sedang kamu kekal di dalamnya’. Maka neraka Jahannam itulah seburuk-buruk tempat bagi orang-orang yang menyombongkan diri” (QS. Al-Zumar :72)

Inilah janji Allah SWT terhadap mereka yang bersifat takabur (sombong). Orang yang memiliki kepribadian sombong, ujub, dan congkak bukan saja menimbulkan kekesalan dalam hati orang lain, tetapi juga menimbulkan kemurkaan Allah SWT. Karena itu, Rasulullah SAW memberikan peringatan bahwa orang yang di dalam hatinya terdapat rasa sombong, diharamkan atas surga sebagimana sabdanya berikut ini,
“Tidaklah akan masuk surga yang di dalam hatinya terdapat sifat sombong walau seberat biji sawi, dan tidak akan masuk neraka orang yang di dalam hatinya terdapat keimanan walau seberat biji sawi.” (HR. Abu Dawud)

Karena itulah, kita harus senantiasa belajar untuk menghilangkan kecenderungan dalam hati untuk menjadi unggul dan memamerkan kelebihan serta kehebatan yang kita miliki. Imam Al-Ghazali memberikan nasihat agar kita berlatih dari sikap sombong.
Pertama, mencoba dirinya untuk berdebat dengan lawan sehingga tampak apakah ia marah terhadap penampakan kebenaran di pihak lain.
Kedua, mendahulukan orang yang sebaya daripada dirinya di dalam pertemuan.
Ketiga, membawa keperluan ke rumahnya berupa makanan dan sebagainya. 
Keempat, memakai pakaian yang sangat sederhana di tengah-tengah orang banyak sebagaimana sabda Rasulullah SAW berikut ini :
“Pakaian yang sederhana adalah termasuk dari iman” (HR Abu Dawud dan Ibnu Majah)

Pesan moral dan etik dari Imam Al-Ghazali menunjukan bahwa latihan spiritual yang berhubungan dengan upaya menghindarkan diri dari sikap takabur (sombong) akan memberikan efek spiritual dan juga efek psikologis yang menempatkan seseorang berada dalam kesadaran kemanusiaan yang sebenarnya. Ketika kita berpakaian mewah atau menggunakan perhiasan yang lengkap maka dalam hati akan muncul dorongan dan kecenderungan untuk mengatakan bahwa kita yang paling bagus di antara yang lain.

Demikian pula ketika kita terbiasa melakukan pekerjaan yang dalam pandangan publik sangat istimewa, semisal, ketika kita berdiri di depan banyak orang dan menyampaikan berbagai pemikiran dan ada kecenderungan bahwa kita lebih unggul dibandingkan dengan yang mendengarkan.

Sikap sombong juga menyertai rasa kekaguman, baik kepada dirinya atau terhadap orang lain sebagaimana sabda Rasulullah SAW :
“Tiga hal yang membinasakan, yaitu kikir yang ditaati, hawa nafsu yang diikuti, dan kekaguman seseorang kepada dirinya sendiri” (HR At-Thabrani dan Anas)

Sikap bangga dan membanggakan diri sendiri disebut juga dengan sikap ujub. Sikap ini merupakan kesombongan yang dihasilkan di dalam hati dengan bayangan bahwa dirinya berada dalam kesempurnaan, baik lahir, batin, ilmu, hartam dan sebagainya. Allah SWT berfirman :
“Sesungguhnya Allah telah menolong kamu (hai para mukminin) di medan peperangan yang banyak  dan (ingatlah) peperangan Hunain, yaitu di waktu kamu menjadi congkak karena banyaknya jumlah (mu). Maka, jumlah yang banyak itu tidak memberi manfaat kepadamu sedikit pun dan bumi yang luas itu terasa sempit olehmu. Kemudian, kamu lari ke belakang dengan bercerai-berai" (QS.At-Taubah :25)

Sombong adalah perangai dan kepribadian yang menyebabkan seseorang masuk neraka. Karena itu, hendaklah kita senantiasa melindungi diri dari sikap ini. Sebab perasaan bangga justru akan menjadi pangkal dari kesombongan dan pada titik tertentu mereka akan merasa terhina dan tidak menerima apa yang dialami dan dimiliki oleh orang lain.

Sumber : Hii… Anda Pasti Masuk Neraka!! Oleh Nurul Mubin


menyombongkan diri

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel