Etika Tidur dan Bangun Tidur Dalam Islam
Islam adalah agama yang sempurna, dari bangun tidur, makan, mandi, berpakaian, beraktivitas, hingga tidur kemabli, semuanya telah diatur dalam Islam. Berikut ini adalah beberapa etika tidur dan bangun tidur dalam islam.
1. Berintrospeksi diri (muhasabah) sesaat sebelum tidur.
Sangat dianjurkan sekali bagi setiap muslim bermuha-sabah (berintrospeksi diri) sesaat sebelum tidur, menge-valuasi segala perbuatan yang telah ia lakukan di siang hari. Lalu jika ia dapatkan perbuatannya baik maka hendaknya memuji kepada Allah Subhannahu wa Ta'ala dan jika sebaliknya maka hendaknya segera memohon ampunan-Nya, kembali dan bertobat kepada-Nya.
2. Tidur dini atau tidur lebih awal.
Berdasarkan hadits yang bersumber dari `Aisyah Radhiallaahu anha Bahwasanya Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam tidur pada awal malam dan bangun pada pengujung malam, lalu beliau melakukan shalat.(Muttafaq `alaih)
3. Disunnahkan berwudhu sebelum tidur, dan berbaring miring sebelah kanan.
Al-Bara¡¯ bin `Azib Radhiallaahu anhu menuturkan : Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam bersabda: Apabila kamu akan tidur, maka berwudhu lah sebagaimana wudhu untuk shalat, kemudian berbaringlah dengan miring ke sebelah kanan... Dan tidak mengapa berbalik kesebelah kiri nantinya.
4. Disunnahkan pula mengibaskan sperei tiga kali sebelum berbaring, berdasarkan hadits Abu Hurairah Radhiallaahu anhu bahwasa-nya Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam bersabda: Apabila seorang dari kamu akan tidur pada tempat tidurnya, maka hendaklah mengirapkan kainnya pada tempat tidurnya itu terlebih dahulu, karena ia tidak tahu apa yang ada di atasnya... Di dalam satu riwayat dikatakan:tiga kali. (Muttafaq `alaih).
5. Makruh tidur tengkurap. Abu Dzar Radhiallaahu anhu menuturkan :Nabi Shallallaahu alaihi wa Salam pernah lewat melintasi aku, dikala itu aku sedang berbaring tengkurap. Maka Nabi membangunkanku dengan kakinya sambil bersabda :Wahai Junaidab (panggilan Abu Dzar), sesungguhnya berbaring seperti ini (tengkurap) adalah cara berbaringnya penghuni neraka. (H.R. Ibnu Majah dan dinilai shahih oleh Al-Albani).
6. Makruh tidur di atas dak terbuka, karena di dalam hadits yang bersumber dari `Ali bin Syaiban disebutkan bahwasanya Nabi Shallallaahu alaihi wa Salam telah bersabda: Barangsiapa yang tidur malam di atas atap rumah yang tidak ada penutupnya, maka hilanglah jaminan darinya. (HR. Al-Bukhari di dalam al-Adab al-Mufrad, dan dinilai shahih oleh Al-Albani).
7. Menutup pintu, jendela dan memadamkan api dan lampu sebelum tidur.
Dari Jabir Radhiallaahu anhu diriwayatkan bahwa sesung-guhnya Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam telah bersabda:
Padamkanlah lampu di malam hari apa bila kamu akan tidur, tutuplah pintu, tutuplah rapat-rapat bejana-bejana dan tutuplah makanan dan minuman. (Muttafaq¡¯alaih).
8. Membaca ayat Kursi, dua ayat terakhir dari Surah Al-Baqarah, Surah Al-Ikhlas dan Al-Mu`awwidzatain (Al-Falaq dan An-Nas), karena banyak hadits-hadits shahih yang menganjurkan hal tersebut.
9. Membaca do`a-do`a dan dzikir yang keterangannya shahih dari Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam , seperti : "Ya Allah, peliharalah aku dari adzab-Mu pada hari Engkau membangkitkan kembali segenap hamba-hamba-Mu". Dibaca tiga kali.(HR. Abu Dawud dan di hasankan oleh Al Albani)
10. membaca doa : "Dengan menyebut nama-Mu ya Allah, aku mati dan aku hidup" (HR. Al Bukhari)
11. Apabila di saat tidur merasa kaget atau gelisah atau merasa ketakutan, maka disunnahkan (dianjurkan) berdo`a dengan do`a berikut ini :
"Aku berlindung dengan Kalimatullah yang sempurna dari murka-Nya, kejahatan hamba-hamba-Nya, dari gangguan syetan dan kehadiran mereka kepadaku" (HR. Abu Dawud dan dihasankan oleh Al Albani)
"Aku berlindung dengan Kalimatullah yang sempurna dari murka-Nya, kejahatan hamba-hamba-Nya, dari gangguan syetan dan kehadiran mereka kepadaku" (HR. Abu Dawud dan dihasankan oleh Al Albani)
12. Hendaknya apabila bangun tidur membaca :
" Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami setelah kami dimatikan-Nya, dan kepada-Nya lah kami dikembalikan" (HR. Al-Bukhari)
Sumber : dudungnet