Menguak tabir emas keutamaan sholat dhuha

Kepada jiwa-jiwa yang merindukan bercahayanya wajah
Disaat-saat pekatnya dosa melumuri
Disaat tidak ada amal tak terhitungkan
Kepada jiwa perindu keberkahan dunia
Irkab ma’na “mari bersama kami”
Kita songsong rezeki dari Sang Pemilik rezeki

Shalat Dhuha yang sering dilupakan sebagian orang ternyata mempunyai beberapa keutamaan yang tidak bisa ditakar oleh berapa pun nominal yang dimiliki. Seperti apa keutamaannya? Mari kita kuak tabir itu.

1.   Sebagai pengganti sedekah yang harus dikeluarkan
Keutamaan shalat dhuha disamakan dengan sedekah yang harus dikeluarkan setiap harinya untuk setiap ruas tulag manusia sebanyak 360. Semua itu bisa kita lakukan cukup hanya dengan melakukan dua rakaat shalat dhuha. Shalat dhuha mempunyai Double Power. Menggabungkan kuantitas ibadah tersebut dengan kualitas pahalanya. Seperti dalam hadist :
“hendaklah masing-masing darimu setiap pagi bersedekah untuk setiap ruas tulang badannya, maka tiap kali bacaan tasbih adalah sedekah, tiap kali bacaan tahmid adalah sedekah, tiap kali bacaan tahlil adalah sedekah, tiap kali bacaan takbir adalah sedekah, dan menyuruh kepada yang ma’ruf adalah sedekah, dan mencegah yang mungkar adalah sedekah, dan sebagai ganti semua itu cuuplah melakukan dua rakaat shalat dhuha”.(HR Ahmad, Muslim, dan Abu Daud).
Atau dalam hadist lain yang juga telah disebutkan :
“ Dalam tubuh manusia itu ada 360 ruas tulang ia diharuskan bersedekah untuk setiap ruas itu”.Para sahabatnya bertanya,”Siapa yang kuat melaksanakan itu, ya Rasulullah?” Beliau menjawab,”Dahak yang masjid itu lalu ditutupinya dengan tanah, atau menyingkirkan sesuatu dari gangguan dari tengah jalan itu berarti sedekah, atau sekiranya tidak dapat melakukan itu cukuplah diganti dengan mengerjakan dua shalat dhuha”. (HR Ahmad, Abu Daud)

2.   Shalatnya orang-orang yang kembali
Rasulullah SAW menamakan kaum muslimin yang mengerjakan shalat dhuha adalah orang-orang yang kembali kepada Allah SWT. Berarti, selama kita mengerjakan shalat dhuha, kita termasuk orang yag selalu menjaga taubat kepada Allah SWT. Karena hari-hari kita dipenuhi dengan dosa dan kesalahan. Dalam sebuah hadist disebutkan :
Dari Zaid bin Arqam bahwa Rasululllah bersabda, “Shalatnya (dhuha) orang-orang yang kembali kepad Allah SWT di waktu anak-naka unta telah bangkit karena kepanasan di waktu dhuha”. (HR At Tirmidzi dan ditakhrij oleh Muslim didalam Shahih-nya).

Manusia dengan segala warna, sifat, dan karakternya yang berbeda-beda dan dalam kondisi seperti apapun mempunyai potensi untuk melakukan keburukan. Pada saat seperti itulah Allah SWT memberikan kesempatan kepada hambaNya selama nafas belum sampai di tenggorokan atau matahari terbit dari arah barat. Dan Rasulullah mengajarkan umatnya untuk tetap beristighfar. Rasulullah adalah orang yang telah dijamin masuk surga diampuni oleh Allah SWT dosanya, baik yang telah lewat, yang terjadi sekarang, atau yang akan datang. Meski demikian, beliau dalam sehari tidak kurang dari seratus kali beristighfar.Dengan hanya dua rakaat ringan setiap pagi umat Islam digolongkan termasuk dari umat Rasulullah yang selalu kembali kepada Allah SWT dari dosa-dosa yang tak ada yang bias mengampuni  kecuali Allah SWT, sehingga kelak kita akan datang dan berjumpa denganNya dengan ketenangan.

“Wahai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan penuh keridhaan, masuklah bersama hambaKu, dan masuklah kedalam surgaKu”. (QS. Al Balad :27-30).

3.   Dimudahkan oleh Allah SWT dalam mencari rezeki.
Menjadi seorang muslim, ada harga mahal yang harus ia bayar. Betapa tidak, Islam menyuruh umatnya untuk menjadi muslim yang kuat. Rasulullah menyuruh kita untuk mengajari anak-anak berenang, memanah (menembak), dan berkuda (sepeda, motor, mobil, pesawat, dll).
“Ajarilah anak-anakmu berenang, memanah, dan berkuda”.

Maka, berapa dana yang harus dikeluarkan? Begitu pula untuk urusan duniawi lainnya. Akan tetapi, mahalnya tadi tidak sebanding dengan kemuliaan Islam itu sendiri, sampai kita mengerahkan semuanya,baik itu harta, waktu, bahkan jiwa. Karena, Allah SWT menjual surgaNya kepada kita dengan itu, sedangkan surga tidak bisa kita raih hanya dengan shalat, puasa, zakat, dan sedekah, melainkan juga perlu ada pengorbanan dengan sesuatu yang kita miliki, sampai nyawa kita sekalipun. Memang, surga itu mahal. Apa yang kita korbankan, pada hakekatnya kembali kepada kita.

Begitu pula bagi seorang muslim, perjuangannya mencari nafkah yang halal untuk menghidupi istri dan anak-anaknya adalah bagian dari jihad. Mencari rezeki yang halal adalah kewajiban seorang muslim. Allah menuntun manusia melalui nabiNya dalam mengajarkan shalat dhuha. Dengan shalat tersebut, Allah SWT mempermudah bagi kita untuk mencari rezeki dan keberkahannya.

Dalam hadist qudsi, Rasulullah SAW bersabda,
“Allah Azza wa Jalla berfirman :”wahai anak Adam, jangan sekali-kali engkau malas mengerjakan empat rakaat pada permulaan siang (dhuha), nanti akan Aku cukupi kebutuhannmu pada sore harinya“. HR.Hakim, Thabrani, semua perawinya Tsiqat (dapt dpercaya), juag diriwayatkan oleh Ahmad, Tirmidzi, Abu Daud, dan Nasa’I dari Nu’aim Al Ghatfani dengan sanad jaid).

Ada pula hadist qudsi yang diriwayatkan oleh Turmudzi bahwa Rasulullah SAW bersabda :
Sesungguhnya Allah Ta’ala berirman : “ Wahai anak Adam, bershalatlah untukKu empat rakaat pada permulaan siang, niscaya akan Aku cukupi kebutuhanmu pada sore harinya”.

4.   Waktu yang baik untuk berdoa
Anas bin Malik ra berkata, saya melihat Rasulullah SAW pada waktu bepergian, melakukan shalat dhuha sebanyak delapan rakaat, setelah selesai beliau bersabda,
“Sesungguhnya saya shalat penuh dengan harapan dan kecemasan. Saya memohonkan kepada Allah tiga hal lalu dikabulkannya dua dan ditolak yang satunya. Saya mohon supaya umatku jangan diuji dengan musim paceklik dan ini dikabulkan, saya memohon pula agar umatku tidak dapat dikalahkan oleh musuhnya dan ini pun dikabulkan, lalu saya memohon agar umatku jangan sampai terpecah belah menjadi beberapa golongan dan ini ditolakNya” (HR. Ahmad, An Nasa’I, Al Hakim, dan Ibnu Khuzaimah. Oleh keduanya hadist ini disahihkan).

5.   Ampunan Allah terbentang untuknya
Ampunan Allah SWT sangatlah terbentang luas, melebihi luasnya alam semesta. Bahkan, melebihi jarak yang kita ketahui. Allah SWT dengan rahmat dan kasih sayangNya akan selalu menerima taubatnya seorang hamba, sebanyak apapun dosa-dosa yang dilakukan. Allah SWT senang dengan taubatnya seorang hamba melebihi senangnya seorang musafir yang kehilangan onta beserta perbekalannya lalu barannya kembali sedia kala.

Allah SWT selalu mengampuni dosa-dosa hambaNya selama tidak menyekutukanNya, karena syirik adalah dosa besar yang tidak akan diampuni.
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa orang yang meyekutukannNya, dan Dia akan mengampuni dosa selain syirik kepada siapa saja yag dikehendakiNya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sesungguhnya ia telah berbuat dosa yang besar”.(QS. An-Nisaa : 48)

Anas bin Malik meriwayatkan bahwa Rasulullah berkata :
“Barangsiapa yang masih berdiam diri dalam masjid atau tempat shalatnya setelah melakukan shalat shubuh, samapai melakukan dua rakaat shalat dhuha, tidak mengatakan sesuatu kecuali kebaikan, maka dosa-dosanya akan diampuni, sekalipun banyaknya melebihi buih di lautan. (HR Abu Daud :1287)
Sebenarnya, setiap amalan dalam Islam mempunyai keutamaan masing-masing, dan itu adalah opportunity bagi kita untuk lebih memperbanyak manifestasi akhirat. Tergantung begaimana kita menyikapi, berlomba-lomba untuk meraihnya, biasa-bisa saja, atau bahkan meninggalkan sama sekali.

6.   Menuai keberkahan di waktu pagi
Diriwayatkan dari Sakhr Al Ghamidi, ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda;
“ Ya Allah berkahilah umatku diwaktu pagi”(HR AT Tarmidzi, Abu Daud, Ahmad, dan Ibnu Majah).

Banyak contoh tentang keberhasilan pada pagi hari. Seperti Rasulullah mengutus pasukannya pada pagi hari. Imam At Tirmidzi meriwayatkan dari Nu’man bin Muqrin bahwa pada waktu fajar, Rasulullah menunggu matahari terbit, sebelum menginstruksikan pasukanya maju bertempur.

Generasi para sahabatpun patut kita ambil sebuah contoh. Sepuluh orang yang dijamin masuk surga, semblian diantaranya adalah pengusaha yang selalu memulai aktifitas bisnisnya di pagi hari. Maka Rasulullah dengan kecintaannya kepada umatnya menodakan agar hari-hari kamu muslimin mendapatkan keberkahan di awal pagi harinya.

Bagi para penghafal Al Qur’an, waktu yang cocok untuk menghafal dan memurajaah hafalannya adalah di waktu pagi. Begitu pula dengan para talabun ilmi (pencari ilmu), karena pada pagi hari, ingatan masih segar, energik dan potensi seseorang masih fresh. Maka sangat disayangkan jika waktu ini dipakai untuk tidur atau melakukan hal-hal yang sia-sia.

Sumber : Keajaiban Shalat Dhuha oleh Muhammad Abu Ayyas





Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel