Bersyukur

Dari Abu HUrairah bahwasanya Rasulullah SAW bersabda :
“Lihatlah orang yang lebih rendah dari kalian, dan janganlah melihat orang yang lebih tinggi dari kalian, karena yang demikian lebih baik supaya kalian tidak meremehkan nikmat Allah atas kalian (HR Muslim).
Hadits ini menawarkan kebahagiaan yang ternyata sederhana, yakni dengan berlaku syukur terhadap nikmat yang telah dikaruniakan oleh-Nya. Keridhaan ini berguna untuk menjadi mesin pendorong rasa syukur terhadap segala nikmat yang telah dikaruniakan kepada dirinya, baik dalam jumlah sedikit maupun banyak.

Bagi mereka yang tidak memiliki keridhaan di hati, akan selalu susah, dan sakit dalam melalui hari-hari hidupnya. Ada rasa sedih, menyesal yang kemudian tersulut menjadi api kedengkian. Kepada siapa? Entahlah. Setiap orang yang ada di hadapannya berubah menjadi membosankan dan menyebalkan.

Orang yang tidak memiliki keridhaan akan terkena penyakit jiwa sehingga dia akan kerap menderita, gelisah, dan tak terpuaskan. Orang yang seperti ini rasanya tak sehari pun ada kebahagiaan, yang didapatinya adalah suasana yang serba sumpek dan sempit. Bahkan sekalipun telah dikaruniakan kehormatan hidup, ia merasa bosan dan jiwanya berpaling dengan apa yang tidak ada dalam dirinya. Di dalam tangannya tergenggam nikamat, tetapi mata dan hatinya berpaling dari itu semua.

Dalam keadaan tertentu, seseorang telah dikaruniakan ketinggian derajat dari yang lainnya. Begitupun pada pemandangan yang lain, ada datang kesusahan. Dalam kaitan ini orang yang bijak akan melihat orang yang menderita, misalnya hanya pada aspek penderitaannya. Kemudian akan melihat aspek kesehatannya yang ternyata lebih baik dari dirinya dan orang-orang disekitarnya. Perbandingan seperti ini bisa mengundang rasa syukur. Sebab ternyata di balik kekurangan ada kelebihannya. Allah SWT memberikan kekurangan sekaligus kelebihan yang boleh jadi tidak dimiliki oleh orang lain. Itulah variasi dan itulah wujud kesempurnaan hidup sehingga saling melengkapi. Ada orang-orang miskin yang membutuhkan pekerjaan dan ada orang-orang kaya yang kelebihan kekayaan, ada orang-orang sakit dan ada ahli kesehatan yang diberi-Nya kemampuan untuk membantu penyakit tersebut, dll.

Melihat kepada yang lebih rendah akan lebih banyak faedahnya daripada kerap mendongkak keatas. Disamping akan terhindar dari tersandung dan mungkin terjatuh, juga akan membuat rasa syukur kita kepada nikmat yang telah Allah SWT karuniakan. Dalam hadits yang lain, Rasulullah SAWbersabda :
“Jika salah seorang kalian melihat kepada mereka yang dilebihkan dalam harta dan akhlak perilaku, maka hendaklah ia melihat kepada orang yang lebih rendah darinya dan yang lebih rendah juga dari orang yang dilebihkan tadi" (HR. Bukhari)

Sedang melihat keatas dilakukannya tidak lain dalam rangka menambah kesempurnaan imannya, ahlak, dan keilmuan, juga amal shalihnya di tengah umat manusia.

Wallahu a'lam.




Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel