Eksploitasi wanita

Mengapa wanita selalu menjadi bahan sorotan? Lalu bagaimana dengan para lelaki yang juga memanfaatkan wanita?

Kalau menyaksikan iklan-iklan di televisi, majalah,media cetak lainnya, kita sering disodori iklan-iklan yang menjadikan wanita sebagai objeknya. Berbagai entertainmen pun mengonteskan wanita-wanita dengan segala lenggak lenggok dan kemolekan tubuhnya pada masyarakat kita. Tanpa disadari, hal-hal tersebut akan mendidik masyarakat untuk berlaku bejat. Ironisnya lagi, mereka mengaku-ngaku sebagai pejuang dan pembela Negara (bangsa).

Reality show di televisi pun sering menyuguhkan dunia artis dengan segenap kehidupannya. Mulai dari kebiasaan mereka yang suka berganti pacar, bahkan suami, berita selingkuh atau zina, hingga kontestasi bentuk tubuh mereka yang semestinya menjadi rahasia mereka sendiri. Bahkan dengan banga mereka berkata, ”Kenapa harus menutup-nutupi kalau tubuh saya memang seksi.”

Fenomena tersebut menunjukkan bahwa demi kepentingan, mereka rela mengeksploitasi diri sendiri. Seluruh tubuhnya yang merupakan asset berharga didayagunakan sedemikian rupa menjadi alat ukur untuk bisa menguasai nafsu para lelaki. Kontestasi “perhiasan” wanita inilah yang menjadi faktor utama yang mengeksitasi seksual lawan jenisnya, yaitu laki-laki. Pola perilaku demikian lambat laun membius syahwat kaum laki-laki secara massal. Tanpa disadari, pola perilaku para selebritis yang mempertontonkan aurat tersebut akan mempengaruhi pola remaja putri kita dalam berbusana. Remaja putri mencontoh apa yang mereka lihat dari media massa.

Memang sudah fitrah wanita suka keindahan, namun hal itu bukan berarti menjadi pembenar atas semua keindahan atas tindakannya. Ada juga orang tua yang ikut ambil bagain dan memberikan dorongan kepada anaknya agar mengikuti perlombaan-perlombaan yang mempertontonkan kecantikan dan keindahan tubuhnya.

Islam merupakan agama yang arif dan bijaksana. Seorang muslimah boleh mengenakan pakaian apapun yang disenanginya di hadapan anggota keluarganya atau diantara teman-teman wanitanya. Tapi, apabila keluar rumah atau ada pria lain selain anggota keluarganya, maka ia wajib mengenakan pakaian yang menutupi auratnya dan tidak boleh memperlihatkan lekuk tubuhnya atau mempertontonkan kecantikannya.

Beberapa poin yang perlu diketahui seputar kontestasi kencatikan adalah :
1. Kesopanan bukan merupakan masalah adat atau tradisi yang memungkinkan untuk diambil, ditolak atau dikembangkan. Tapi hal itu justru merupakan perintah Allah SWT dan fitrah manusia secara umum. Ketika Adam dan Hawa menyalahi perintah Allah SWT dan kemudian aurat keduanya itu tersingkap, mereka merasa malu. Keduanya sontak langsung menutupi auratnya dengan daun-daun yang ada disekitarnya.

2. Kaum Yahudi dan lainnya adalah musuh-musuh Islam. Mereka telah menyebarkan gerakan untuk memamerkan aurat. Mereka berdiri dibelakang semua ini dengan membuat sebuah propaganda, memperindah dan mempublikasikan bahwa nilai-nilai tersebut merupakan peradaban dan kemajuan zaman yang sebenarnya. Mereka menggambarkan jilbab dan kesopanan sebagai sesuatu yang konservatif dan menyulitkan.

3. Ada sebagian remaja putri yang beranggapan bahwa jilbab itu terkadang dapat melepaskan dan memperlambat datangnya jodoh. Hal ini merupakan bisikan setan, karena perintah Allah SWT tidak dapat dikaitkan dengan perkawinan atau yang lainnya. Ada juga seorang pemuda yang menyerupai wanita dengan memamerkan apa yang dimiliki, bersensasi dalam hal tercela dan sombong hingga mengasingkan orang yang tidak memiliki apa-apa dan menggoda para wanita yang tertarik dengan kekayaan yang tampak.
Memang terkadang pergaulan dapat mengubah seorang dalam berpenampilan. Hal itu sering terjadi tanpa disadari dan hanya untuk mengimbangi kesulitan dalam berinteraksi dengan lingkungannya yang memang seperti itu. Itu memang wajar, dan biasanya disebabkan oleh latar belakang dan keluarga yang berbeda dalam sebuah komunitas yang membuat seseorang rendah diri.

Apabila mau dan mampu mengikuti ketentuan agama dalam hal berpakaian, maka akan banyak hikmah yang didapatkan.
Pertama, akan mudah dikenali sebagai muslimah. Sebagaimana terdapat dalam QS. Al-Ahzab : 59,
"Hai nabi katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya keseluruh tubuh mereka." yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk di kenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah maha pengampun lagi maha penyayang."

Kedua, mencegah terjadinya pelecehan seksual yang sangat merendahkan kaum wanita.
Ketiga, dapat mewujudkan tertatanya etika dari tatanan moral masyarakat.
Keempat, mampu mewujudkan harga diri Islam.

Islam tidak mengesampingkan peran wanita dalam membangun nilai-nilai peradaban dunia. Hal ini telah terbukti dengan adanya pemberian kedudukan kepada perempuan yang tidak akan ditemui dalam ajaran agama dan ideologi manapun.

Adapun ketinggian dari keududkan itu tersajikan sebagai berikut :
1. Sebagai ibu bagi anak-anaknya
“Dan kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada kedua orang tua yaitu ibu bapaknya. Ibunya telah mengadungnya dalam kedaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tua-ibu bapak, hanya kepada-Kulah tempat kembalimu.” (QS. Luqman :14)

Seorang wanita harusya bersedia dan bangga menjadi ibu. Bukan sebaliknya, menyesal menjadi ibu dan bahkan menolak kodratnya sebagai seorang ibu sebagaimana yang dianut kaum feminis dewasa ini. Mereka menganggap perkawinan dan melahirkan anak sebagai suatu beban yang akan menghambat karir yang merupakan lambang dari kekalahan wanita terhadap lelaki. Anak dianggap sebagai beban ekonomi dan mengurus anak sebagai penyita waktu untuk bersaing dengan kaum lelaki.

2. Sebagai istri dari suaminya
“Hai orang beriman, tidak halal bagimu mempusakai wanita dengan jalan paksa dan janganlah kamu menyusahkan mereka karena hendak mengambil kembali sebagian dari apa yang telah kamu berikan kepadanya, kecuali mereka melakukan perbuatan keji yang nyata. Dan bergaulah dengan mereka secara patut. Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, maka bersabarlah, karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak" (QS. An-Nisa : 19)

Dalam Islam, kewajiban mencari nafkah diberikan kepada kaum laki-laki, namun sekarang  ini banyak wanita yang ambil bagian dalam mencari nafkah. Padahal Al-Qur’an telah menunjukkan bahwa medan jihad seorang ibu adalah didalam rumah. Fenomena ini terjadi disebabkan oleh pendidikan yang mereka peroleh dan pergaulan yang mereka jalani selama ini telah mendorong mereka untuk bergerak keluar rumah.

3. Melindungi kehormatan dan kesucian dirinya
“Dan orang-orang yang menuduh wanita-wanita yang baik-baik (berbuat zina) dan mereka tidak mendatangkann empat orang saksi, maka deralah mereka (yang menuduh itu) delapan puluh kali, dan jangalah kamu terima kesaksian mereka buat selama-lamanya. Dan mereka itulah orang-orang yang fasik." (QS. An-Nur :4)

Wanita yang baik, biarpun belum menikah akan menjaga kehormatan dan kesuciannya, dan kalau sudah menikah, ketika suaminya tidak ada dirumah, ia akan menjaga keutuhan rumah tangga dan kehormatannya baik di dalam maupun di luar rumah. Ia tidak akan keluar meninggalkan rumah jika tanpa ada izin dari suaminya.

4. Sebagai ahli waris dari harta peninggalan ibu-bapaknya
“Bagi orang laki-laki ada hak bagian dari harta peninggalan ibu bapkanya dan bagi wanita ada hak bagian pula dari harta penginggalan ibu bapaknya dan kerabatnya…" (QS. An-Nisa :7)
Seperti halnya laki-laki, perempuan juga memiliki hak yang sama dalam penerimaan warisan dari ibu-bapaknya. Wanita berhak menerima warisan, bukan hanya laki-laki saja yang berhak menerima, meskipun haknya itu 2/3 dari jumlah harta warisan yang ada.

5. Sebagai hamba Rabbnya
“Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyuk, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut asma Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar" (QS. Al-Ahzab : 35)

Setiap mahluk hidup yang ada dunia ini meyandang predikat sebagai hamba Allah SWT. Sebagai hamba, tentunya kita memiliki kewajiban yang sama untuk mensyukuri segala nikmat yang diberikan pada kita selama berada di dunia ini. Tidak ada perbedaan seorang hamba di mata Yang Maha Pencipta, hanya amalan dan ketakwaan yang menjadi referensi untuk mengukur segala apa yang dilakukan dalam kehidupan di dunia ini.

Sumber: Pacaran setelah nikah, asik banget,....!!
Oleh: Eko Harianto


Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel