Cara Salam Dalam Sholat
Dalam Islam ibadah sholat wajib bagi seorang muslim, untuk itu
perlu ilmu untuk mengetahui tata cara sholat yang benar sesuai dengan tuntunan
Rasulullah SAW oleh sebab itu berikut ini cara sholat Nabi yang dimulai dengan
cara salam dalam shalat.
1. Salam termasuk rukun shalat. Sehingga orang yang meninggalkan
salam, baik dengan sengaja maupun lupa maka shalatnya batal.
Dari Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
مِفْتَاحُ الصَّلَاةِ الطُّهُورُ، وَتَحْرِيمُهَا
التَّكْبِيرُ، وَتَحْلِيلُهَا التَّسْلِيمُ
“Kunci shalat adalah bersuci, yang mengharamkannya adalah
takbiratul ihram, dan yang menghalalkannya adalah salam.” (HR. Ahmad, Abu
Daud, Turmudzi, dan dishahihkan Syuaib al-Arnauth)
Makna:
-Mengharamkannya: batas yang mengharamkan untuk melakukan kesibukan
di luar shalat
-Menghalalkannya: batas yang menghalalkan untuk melakukan kesibukan
di luar shalat
2. Salam yang statusnya rukun shalat adalah salam pertama,
sedangkan salam kedua hukumnya sunah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
pernah melakukan salam sekali.
Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, beliau menceritakan,
أن النبي صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
كان يسلم تسليمة واحدة
“Bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah melakukan salam
sekali.” (HR. Baihaqi).
3. Inti dari salam adalah bacaan Assalamu alaikum wa
rahmatullah….dst. Sementara menoleh ketika salam, hukumnya anjuran dalam
madzhab Syafiiyah. Sehingga shalat tetap sah, sekalipun tidak menoleh ketika
salam. Imam An-Nawawi mengatakan,
ولو سلم التسليمتين عن يمينه أو عن يساره أو
تلقاء وجهه أجزأه وكان تاركا للسنة
Jika ada orang yang mengucapkan salam dua kali ke kanan atau ke
kiri, atau menghadap ke arah depan (tidak menoleh), shalatnya sah, sekalipun
dia meninggalkan sunah. (al-Majmu’ Syarh Muhadzab, 3/478).
4. Dianjurkan untuk menoleh secara maksimal ketika salam dua kali,
sehingga pipi orang yang shalat kelihatan dari belakang.
Dari Sa’d bin Abi Waqqash radhiyallahu ‘anhu, beliau menceritakan,
كُنْتُ أَرَى رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ يُسَلِّمُ عَنْ يَمِينِهِ، وَعَنْ يَسَارِهِ، حَتَّى أَرَى بَيَاضَ خَدِّهِ
”Saya melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukan
salam dengan menoleh ke kanan dan ke kiri. Hingga aku melihat putihnya pipi
beliau.” (HR. Muslim 582).
5. Tata cara salam ada 5:
A. Mengucapkan, ”Assalamu alaikum wa rahmatullah wa barakatuh”
ketika menoleh ke kanan dan ke kiri.
Dari Abu Ubaidah,
أَنَّ ابْنَ مَسْعُودٍ كَانَ يُسَلِّمُ عَنْ
يَمِينِهِ السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ، وَعَنْ يَسَارِهِ
السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ، يَجْهَرُ بِكِلْتَيْهِمَا
Bahwa Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu salam ke kanan dengan
mengucapkan, “Assalamu alaikum wa rahmatullah wa barakatuh” dan menoleh ke kiri
dengan membaca, “Assalamu alaikum wa rahmatullah wa barakatuh” beliau
mengeraskan keduanya. (HR. Abdurazaq dalam Mushannaf, 3129).
Hal yang sama juga dilakukan sahabat Ammar bin Yasir radhiyallahu
‘anhuma (Mushanaf Abdurazaq 3134).
B. Mengucapkan, ”Assalamu alaikum wa rahmatullah wa barakatuh”
ketika salam pertama dan mengucapkan, ”Assalamu alaikum wa rahmatullah”
pada saat salam kedua.
Dari Wali bin Hujr radhiyallahu ‘anhu, beliau menceritakan,
صَلَّيْتُ مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ، فَكَانَ يُسَلِّمُ عَنْ يَمِينِهِ: «السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ
وَبَرَكَاتُهُ»، وَعَنْ شِمَالِهِ: «السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ»
“Saya shalat bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau
mengucapkan salam ketika menoleh ke kanan, ”Assalamu alaikum wa rahmatullah wa
barakatuh” dan ketika menoleh ke kiri beliau mengucapkan, ”Assalamu alaikum wa
rahmatullah.” (HR. Abu Daud 997 )
C. Mengucapkan, ”Assalamu alaikum wa rahmatullah” ketika
menoleh ke kanan dan ke kiri.
Dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu,
رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ يُسَلِّمُ عَنْ يَمِينِهِ وَعَنْ شِمَالِهِ: السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ
اللَّهِ حَتَّى يُرَى بَيَاضُ خَدِّهِ
“Saya melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukan
salam ke kanan dan ke kiri, mengucapkan ”Assalamu alaikum wa rahmatullah”,
hingga terlihat putihnya pipi beliau.” (HR. Nasai, Abu Daud)
D. Salam pertama mengucapkan, ”Assalamu alaikum wa rahmatullah.”
dan salam kedua mengucapkan, ”Assalamu alaikum.”
Dari Wasi’ bin Hibban, beliau pernah bertanya kepada Ibnu Umar
tentang tata cara shalat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliaupun mempraktekkannya,
diantaranya,
وَذَكَرَ السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ
اللَّهِ عَنْ يَمِينِهِ، السَّلَامُ عَلَيْكُمْ عَنْ يَسَارِهِ
Wasi’ menyebutkan bahwa Ibnu Umar mengucapkan ”Assalamu alaikum wa
rahmatullah.” ketika menoleh ke kanan dan mengucapkan ”Assalamu alaikum.”
ketika menoleh ke kiri. (HR. Nasai dan dishahihkan Syuaib al-Arnauth).
E. Salam sekali dengan hanya mengucapkan ”Assalamu alaikum.”
Aisyah menceritakan tata cara shalat Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam,
ثم يسلم تسليمة واحدة، السلام عليكم، يرفع بها
صوته، حتى يوقظنا
”Kemudian beliau salam sekali, mengucapkan ’Assalamu alaikum’
dengan mengangkat suaranya, sehingga membangunkan kami.” (HR. Ahmad dan
dishahihkan Syuaib al-Arnauth).
6. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam terkadang salam sekali dengan
menoleh sedikit ke arah kanan,
Aisyah menceritakan,
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ يُسَلِّمُ فِي الصَّلَاةِ تَسْلِيمَةً وَاحِدَةً تِلْقَاءَ وَجْهِهِ يَمِيلُ
إِلَى الشِّقِّ الْأَيْمَنِ قَلِيلًا
”Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukan salam sekali
ketika shalat ke arah depan dengan menoleh sedikit ke kanan.” (HR.
Daruquthni, al-Hakim, dan dishahihkan adz-Dzahabi).
Kesalahan Ketika Salam dalam Shalat
1. Membuka tangan kanan dan kiri ketika menoleh pada saat salam.
Kebiasaan ini pernah dilakukan sebagian sahabat di zaman Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Dari Jabir bin Samurah radhiyallahu ‘anhu,
”Ketika kami shalat bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam, kami mengucapkan ”Assalamu alaikum wa rahmatullah – Assalamu alaikum wa
rahmatullah” sambil berisyarat dengan kedua kanan ke samping masing-masing.
Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengingatkan,
عَلَامَ تُومِئُونَ بِأَيْدِيكُمْ كَأَنَّهَا
أَذْنَابُ خَيْلٍ شُمْسٍ؟ إِنَّمَا يَكْفِي أَحَدَكُمْ أَنْ يَضَعَ يَدَهُ عَلَى فَخِذِهِ
ثُمَّ يُسَلِّمُ عَلَى أَخِيهِ مَنْ عَلَى يَمِينِهِ، وَشِمَالِهِ
”Mengapa kalian mengangkat tangan kalian, seperti keledai yang suka
lari? Kalian cukup letakkan tangan kalian di pahanya kemudian salam menoleh ke
saudaranya yang di samping kanan dan kirinya. (HR. Muslim, Nasai, dan yang
lainnya).
Wallahu waliyyut taufiq
Sumber: carasholat.com/infoislamdaily