Abdul Aziz Bin Baz, Seorang Syaikh yang Buta
Dia adalah Abdul Aziz bin Abdullah bin Abdurrahman bin Muhammad bin Abdullah beturunan Baz. Keturunan Baz merupakan keluarga yang mempunyai perhatian kepada ilmu, perdagangan, dan pertanian. Keturunan ini dikenal sebagai keturunan yang memiliki keutamaan dan akhlak mulia. Asal-usul keturunan ini adalah dari Madinah Munawwarah.
Abdul Aziz bin Baz dilahirkan di Riyadh, ibu kota Najd pada tanggal 12 Dzulhijjah tahun 1330 H. Dari kecil hingga dewasa, ia tinggal di Riyadh. Ia tidak pernah keluar dari Riyadh kecuali untuk menunaikan ibadah haji atau umrah.
Pada mulanya, SYaikh Abdul Aziz adalah sosok orang yang dapat melihat, tidak ada bedanya dengan yang lain. Namun Allah berkehendak lain, Allah ingin memberikan hikmah yang besar kepadanya.
Pada tahun 1346 H, penglihatan Syaikh Abdul Aziz melemah. Hal ini terjadi sebagai dampak dari penyakit mata yang dideritanya. Pada tahun 1350 H, syaikh benar-benar mengalami kebutaan. Pada saat itu, usianya hampir menginjak 20 tahun. Namun semangatnya dalam menuntut ilmu tidak berhenti sampai disitu. Tidak juga mengurangi semangat keinginannya menuntut ilmu. Bahkan ia terus menuntut ilmu dengan terus menemani para ulama dan para fukaha yang shalih. Sehingga tidak heran apabila ia dapat mereguk ilmu sebanyak-banyaknya dari mereka. Mereka inilah yang berpengaruh dalam kehidupan keilmuannya, dengan pendapat yang tajam dan ilmu yang bermanfaat serta keinginan untuk mengetahui berbagai perkara.
Syaikh Abdul Azizi tumbuh dengan ahlak yang mulia dan pendidikan yang terpuji, semuanya ini termasuk yang banyak mempengaruhinya dan banyak memberi manfaat padanya.
Kebutaan bagi Syaikh Abdul Aziz tidak menjadi masalah. Bahkan dengan kebutaannya ini, ia dapat mengambil sejumlah manfaat, setidaknya ada empat manfaat yang dapat dipetiknya :
1. Mendapat ganjaran terbaik dari Allah SWT, bahkan ganjaran teragung. Imam Bukhari telah meriwayatkan dalam hadits shahihnya di dalam hadits Dudsi, "Sesungguhnya Allah Subhanallahu wa Ta'ala berfirman, "Jika Aku menguji hamba-Ku dengan kehilangan dua hal yang dicintainya, akan Aku ganti keduanya dengann surga".
2. Daya ingat yang kuat. Syaikh Abdul Azizi merupakan hafidz dalam ilmu hadits. Jika Anda bertanya padanya tentang hadits apa saja yang terdapat dalam Kutubussittah (kitab hadits) atau hal lainnya, seperti musnad Imam Ahmad serta kitab-kitab lainnya, maka Anda pdat melihatnya dapat menyebutkan hadits lengkap dengan sanad dan matannnya/ Juga dengan disertai pendapat para ulama seputar hadits itu. Ia juga dapat menyebutkan para perawinya berserta syarahnya.
3. Tidak memperdulikan keelokan hidup, fitrah dunia serta perhiasannya. Syaikh Abdul Azizi merupakan sosok yang amat zuhud terhadap dunia. Ia juga amat wara'. Yang ditujunya hanya kehidupan akhirat. Ia amat tawadhu' dan merendahkan diri di hadapan Allah SWT.
4. Karena memiliki kekurangan berupa kedua penglihatannya, maka hal ini mendorong dirinya dengan sungguh-sungguh hingga menjadi salah seorang ulama besar. Ia memiliki ilmu yang luas, pemahaman dan kekuatan dalam mengambil dalil. Allah telah menggantikan cahaya kedua matanya dengan cahaya di hatinya. Hatinya selalu cinta pada ilmu, bertigkah laku seuai sunnah serta memiliki kecerdasan hati.
Yang semakin menambah wibawanya, ia menjauhi sejauh mungkin ucapan-ucapan rendah. Menjauhi segala yang dapat merusak rasa malu.
Ia memiliki kedudukan yang agung, posisi yang terhormat, namun tetap saja ia merupakan sosok yang tawadhu' dan rendah hati serta akhlak dalam bergaul. Ia juga memiliki semangat yang tinggi, teguh pendirian dan mempunyai harga diri. Tabiatnya tidak ingin merepotkan orang lain.
Syaikh Abdul Aziz buta. Namun kebutaannya ini tidak menjadi penghalang dirinya untuk menuntut ilmu. Juga tidak menjadi alasan untuk berputus asa.
Tetapi ia menerima Qadha dan Qadar dari Allah, ia mengimaninya. Allah Yang Maha Pemurah memberinya karunia dan rezeki-Nya dari kekuatan hafalan dan kedalaman ilmunya. Sehingga ia layak memperoleh kedudukan yang terhormat.
Sumber : Jangan Putus Asa
Sumber : Jangan Putus Asa